Jumat, 17 Oktober 2008

belajar tembang sronca

RUCIRA , Ramayana,hal.328.gl. 0 – 0/- 0 0/0 0 -/0 – 0/0 = 13 
Tembang sronce
6…6.1’.61’6. 6…6.1’6. 6…6…6…6…6.1’.653. 3….3.2. 2….2.3 
Telas maso sa-ha-na nirang patih kabeh.
3….3.6. 6…6.1’6. 6….6….6…6…6.1’.653. 3….3.2. 2…2.32 
Sirang Wibi-------sana juga ta---------pwa yan dateng.
2….2.353. 3….3.6. 6….6….6…6…6.1’.653 3…3.2. 2….2.3
Pijer mangar---cana ri Ba-ta----------ra sang-kara.
3….3.2. 2…2.3. 3….3….3….3….3.6.53. 3…3.2 2….2.32
Mangen--nangen ni-ka-na nikang jagat kabeh.
Penjelasan : Metrium Rucira akan dibaca dengan memakai tembang Sronca , dimana susunan sukukata nya tetap dan mempunyai guru tetap sebanyak 5 pada masing-masing larik.
Larik I,disebut pengawit, pada achir larik /sukukata terahir nya nadanya meninggi. Pada guru I dapat dengan nada panjang atau mewilet seperti 6.1’6. pada guru II dapat dengan nada panjang atau mewilet seperti 6.1’6 . disini berarti lagunya tetap 6 karena lagu harus mengikuti guru. Pada guru III terjadi nada yang mewilet yaitu 6.1’6.53. dan diikuti lagu yang harus sama yaitu nada 3. Pada Guru IV nadanya mewilet lagi yaitu 3.32. diikuti lagu nada 2. Pada guru terahir/ guru V nadanya panjang mewilet tapi harus dengan nada yang meninggi yaitu 23, harap dibaca 1nada tinggi pada 1’.
Larik II, disebut penyaih, nada lagunya dimulai dengan 3 mengikuti nada terahir larik I yang jatuh pada nada 3,hukum ini wajib pada tembang sronca yang disebut dengan purwakanti. Guru I,II,IIIdan IV sama seperti pada larik I. tapi bedanya yaitu pada guru akhir /guru V nadanya harus merendah yaitu 2.32. Jadi lebih rendah dari larik I yang jatuh pada 3. 
Larik III, disebut pengumbang, nada lagunya dimulai dengan 2 mengikuti hukum purwa kanti, maka guru IInya menjadi 2.3.53., guru III, IV mengikuti /sama dengan guru yang pada larik diatas , tetapi pada guru Vnya sama dengan pada larik I yaitu sama meninggi menjadi 23.
Larik IV, disebut pemada, dibuat perbedaan dari guru guru sebelumnya , tapi diakhiri dengan guru keV yang nadanya menurun seperti pada larik II yaitu jatuh pada nada 32.  
Seandainya nanti menemukan metrium sronca , dimana jumlah sukukata dan guru tidak tetap seperti rucira , umpamanya dalam satu larik hanya ada satu guru, maka gurunya tinggal digabung dengan mewilet menjadi 6.1’6.53.32. Yang perlu diperhatikan aturan lainnya tetap dijalankan , yaitu larik I nada terakhir meninggi, larik keII merendah, larik keIII meninggi lagi dan keIV merendah dan selalu diikuti purwakantinya yang khusus pada metrium sronca. Silahkan mencoba seperti contoh diatas yang di Bali sudah umum dinyanyikan. Saudara dapat menysun sendiri nada-nada yang berbeda tapi sebaiknya mengikuti hukum hukum metrium sronca yang sudah menjadi kebiasaan.

Tidak ada komentar: